Jumat, 16 Desember 2016

Mengenal sepakbola Thailand Yang Mulai Menuju Era Industri

Sepakbola Thailand mulai menuju era industri.

BANDAR BOLA ONLINE - Bicara sepakbola di zaman sekarang, pastinya sudah menyangkut industrialisasi. Semua klub pastinya ingin memiliki pemasukkan dan profit di setiap pengelolaannya dalam mengikuti sebuah kompetisi di negara masing-masing. Klub-klub Eropa yang memang menjadi kiblatnya sepakbola, sudah melakukannya sejak jauh-jauh hari karena mereka memang sudah terbiasa menjalankan aktivitas bisnis dalam berbagai aspek.

Tetapi bicara sepakbola Asia, tentunya sangat jauh dari apa yang sudah dilakukan di Eropa. Negara-negara yang memang sudah maju seperti Jepang, Tiongkok dan Korea Selatan saat ini baru bisa menjalankan bisnis di sepakbolanya. Negara-negara lain saat ini tidak ataupun masih belum mampu melakukannya karena berbagai kendala di dalam negara masing-masing.

Apalagi bicara soal Asia Tenggara, dimana negara-negara di kawasan ini memang belum bisa berbicara banyak soal industri sepakbola. Tetapi Thailand saat ini bisa dibilang sudah mulai melakukan sedikit demi sedikit perubahan untuk mengindustrialisasikan sepakbolanya. Konsep sepakbola Thailand saat ini bisa dibilang lebih maju selangkah dari negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara.

Sebelum dilakukan perubahan oleh federasi sepakbola Thailand pada tahun 2007, euforia dan popularitas sepakbola Thailand lebih mengarah ke Eropa dimana klub-klub Eropa lebih banyak diperbincangkan oleh para penduduk Thailand. Setelah dilakukan perubahan oleh federasi, dimana pihak federasi melebur beberapa klub yang dulunya cuma bermain di kompetisi liga tingkat provinsi dengan beberapa klub yang kebanyakan milik instansi pemerintahan, berlatar belakang perusahaan ataupun dari pihak militer.

Seluruh klub tanpa pandang bulu harus mengikuti aturan dari pihak federasi dimana sebuah klub harus berlaku profesional dalam menjalankan segala aktivitasnya. Hasilnya sekarang, banyak pihak asing yang datang melirik TPL (Thai Premier League). Perputaran uang yang begitu kencang saat ini sudah mulai terjadi di liga domestik Thailand. Bahkan sejak tahun 2013, perusahaan asal Jepang, Toyota sudah menjadi sponsor utama liga Thailand dan musim lalu pendapatan federasi dari perputaran uang di liga domestik mencapai 1,3 triliun rupiah.

Dengan pemasukan sebesar itu, setiap klub yang berlaga di kompetisi teratas liga domestik Thai mendapatkan dana sebesar 7,5 miliar, sedangkan untuk klub Divisi 1 mendapatkan 1,1 miliar dan nominal lebih kecil diperoleh klub-klub yang berlaga di Divisi 2 ataupun Liga Provinsi. Bahkan pihak Toyota sudah mengindikasikan akan menambah masa perpanjangan kontrak hingga 2018 kendati kontrak saat ini baru akan berakhir pada 2016.

Peningkatan animo penonton saat ini di liga domestik Thailand sudah menunjukkan kalau industrialisasi sepakbola yang mulai dijalankan oleh pihak federasi sepakbola Thailand sudah berjalan ke arah yang benar. Contohnya klub seperti Muangthong United dan Buriram United sudah mulai bisa berbicara di pentas Liga Champions Asia dalam beberapa tahun terakhir.

Beberapa klub di Asia Tenggara lainnya juga mulai meniru apa yang sudah dilakukan oleh Thailand. Malaysia contohnya sudah mulai bisa bersaing di pentas Asia dengan Johor Darul Ta'jim keluar sebagai juara di AFC Cup atau kompetisi kelas dua di Asia. Negara-negara seperti Singapura, Filipina, Laos, Kamboja dan Myanmar pun sudah mulai mengikuti jejak Thailand. Bagaimana dengan Indonesia ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar